Kisah Singkat Qabil dan Habil Berselisih Karena Masalah Kedengkian dalam Hal Ini....

Kisah Singkat Qabil dan Habil Berselisih Karena Masalah Kedengkian dalam Hal Ini....
Ilustrasi Qurban Qobil dan Habil (foto edit sumber Pixabay)

QOBIL dan Habil merupakan anak-anak Nabi Adam alaihissalam yang berselisih di antara mereka karena kedengkian.

Kisah kedua anak Adam tersebut tertuang di dalam Al Quran, menurut tafsir Ibnu Katsir yang menyebutkan bahwa akibat kedengkian, iri hati dan dzalim, sehingga yang satu menyerang yang lainnya akhirnya terjadi pembunuhan.

Kebencian dan dengki yang menjadi latar belakang melakukan tindakan pembunuhan terhadap saudaranya, karena Allah subhanahu wa ta'ala telah mengaruniakan nikmat kepadanya dan kutbannya diterima Allah subhanahu wa ta'ala, sebab melakukannya dengan hati yang tulus ikhlas.

Sehingga yang terbunuh mendapatkan keberuntungan dan semua dosanya diampuni dan dimasukan ke dalam surga.

Sementara itu, si pembunuh kembali dengan mendapat kekecewaan serta kerugian di dunia dan akhirat.

 Sebagaimana sisebut dalam ayat yang mulia ini;

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. (QS. Al-Maidah: 27)

Seperti dikutip dari tafsir Ibunu Katsir, mengenai kisah kedua orang tersebut menurut para ulama ulama Salaf dan Khalaf, bahwa Allah Swt. mensyariatkan kepada Adam alaihissalam untuk mengawinkan anak-anak lelakinya dengan anak-anak perempuannya karena keadaan darurat.

Namun mereka mengatakan, setiap kali mengandung maka akan lahir dua orang anak yang seorang laki-laki dan seorang perempuan.

Lali Nabi Adam akan mengawinkan ketika mereka dewasa anak laki-laki dengan perempuan yang tidak satu perut denganya (pasangan lahirnya).

Sedangkan disebutkan bahwa saudara perempuan yang lahir bersama Habil tidaklah cantin berbanding sebaliknya dengan saudara Qobil yang memiliki paras cantik.

Karena itu Habil bertekad ingin menikahi saudara seperutnya. Namun Nabi Adam menollak hal tersebut, sehingga keduanya diperintahkan untuk melakukan kurban.

Maka barang siapa yang kurbannya diterima akan dikawinkan dengan perempuan yang seperut dengan Qobil.

Namun, ternyata yang diterima kurban yang dilakukan Habil, sementara apa yang dikurbankan saudaranya Qobil tidak diterima Allah subhanahu wa ta'ala.

Hal tersebut sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala firmankan dalam ayat yang mulia ini;

wautlu ‘alayhim naba-a ibnay aadama bialhaqqi idz qarrabaa qurbaanan fatuqubbila min ahadihimaa walam yutaqabbal mina al-aakhari qaala la-aqtulannaka qaala innamaa yataqabbalu allaahu mina almuttaqiina

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!." Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Maidah: 27)

Telah diriwayatkan Ibnu Abu Jarir;

As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan kisah yang ia terima dari Abu Malik dan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas; juga dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud. serta dari sejumlah sahabat Nabi Saw., bahwa tidak sekali-kali dilahirkan anak (laki-laki) bagi Nabi Adam melainkan disertai dengan lahirnya anak perempuan.

Nabi Adam selalu mengawinkan anak lelakinya dengan anak perempuan yang lahir tidak seperut dengannya, dan ia mengawinkan anak perempuannya dengan anak lelaki yang lahir tidak seperut dengannya.

Pada akhirnya dilahirkan bagi Nabi Adam dua anak laki-laki yang dikenal dengan nama Habil dan Qabil.

Setelah besar Qabil adalah ahli dalam bercocok tanam, sedangkan Habil seorang peternak. Qabil ber­usia lebih tua daripada Habil, dia mempunyai saudara perempuan se­perut yang lebih cantik daripada saudara perempuan seperut Habil.

Kemudian Habil meminta untuk mengawini saudara perempuan Qabil, tetapi Qabil menolak lamarannya dan berkata,

"Dia adalah saudara perempuanku yang dilahirkan seperut denganku, lagi pula dia lebih cantik daripada saudara perempuanmu, maka aku lebih berhak untuk mengawininya."

Padahal Nabi Adam telah memerintahkan kepada Qabil untuk menikahkan saudara perempuannya dengan Habil, tetapi Qabil tetap menolak.

Kemudian keduanya melakukan suatu kurban kepada Allah Swt. untuk menentukan siapakah di antara keduanya yang berhak mengawini saudara perempuan yang diperebutkan itu.

Saat itu Nabi Adam alaihissalam telah pergi meninggalkan mereka berdua, dia datang ke Mekah untuk ziarah dan melihat Mekah.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Tahukah kamu bahwa Aku mempunyai sebuah rumah di bumi ini?" Adam menjawab, "'Ya Allah, saya tidak tahu."

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Sesungguhnya Aku mempunyai sebuah rumah di Mekah, maka datangilah."

Kemudian Adam berkata kepada langit. ”Jagalah anak-anakku sebagai amanat," tetapi langit menolak; dan ia berkata kepada bumi hal yang semisal, tetapi bumi pun menolak.

Maka Adam berkata kepada Qabil. Qabil menjawab, "Ya, pergilah engkau. Kelak bila engkau kembali, engkau akan menjumpai keluargamu seperti yang engkau sukai."

Setelah Adam berangkat, mereka berdua melakukan suatu kurban. Sebelum- itu Qabil membanggakan dirinya atas Habil dengan mengatakan, "Aku lebih berhak mengawininya daripada kamu, dia adalah saudara perempuanku, dan aku lebih besar daripada kamu serta akulah yang di-wasiati oleh ayahku."

Habil mengurbankan seekor domba yang gemuk, sedangkan Qabil mengurbankan seikat gandum, tetapi ketika ia menjumpai sebulir gandum yang besar di dalamnya, segera dirontokkannya dan dimakannya.

Dan ternyata api turun, lalu melahap kurban Habil, sedangkan kurban Qabil dibiarkan begitu saja (tidak dimakan api).

Menyaksikan hal itu Qabil marah, lalu berkata, "Aku benar-benar akan membunuhmu agar kamu jangan mengawini saudara perempuanku."

Maka Habil hanya menjawab, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa."

Demikianlah kisah singkat Qobil dan Habil seperti yang telah kami kutip dari tafsir Ibnu Katsir di atas.**(penulis Herdi Pamungkas)

 

Post a Comment for "Kisah Singkat Qabil dan Habil Berselisih Karena Masalah Kedengkian dalam Hal Ini...."