Gambar orang islam sedang berdoa. (foto Pixabay) |
Tidak hanya bermohon untuk dirinya saja yang bisa tetap mendirikan salat tetapi juga seluruh keturunannya, termasuk anak dan cucunya.
Karena salat itu merupakan amalan yang pertama kali akan dihisab sebelum amalan lain, jika salatnya baik maka ia telah beruntung.
Namun sebaliknya jika salatnya rusak maka ia telah mendapati kegagalan dan sungguh betul-betul merugi.
Adapun jika terdapat kekurangan dari salat wajibnya maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menambahkan kekurangannya dari salat sunnahnya.
Mengenai hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)
Doa Nabi Ibrahim alaihissalam yang terkait dengan
permohonannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala tentang salat terdapat di dalam Al
Quran surat Ibrahim ayat 40, berbunyi;
Rabbij‘alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī, rabbanā wa taqabbal du‘ā'(i).
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40).
Sebelum berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi Ibrahim alaihissalam, mengawali doanya dengan memuji kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Atas anugrah Allah kepada dirinya yang telah memberikan anak kepadanya di saat usianya telah lanjut, Ismail alaihissalam dan Ishaq alaihissalam, seperti firman berikut ini;
“Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (QS. Ibrahim: 39)
Kemudian Nabi Ibrahim a.s. mengatakan dalam doanya:
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang tetap mendirikan salat,” (QS. Ibrahim: 40)
Yaitu memeliharanya dan mendirikan batasan-batasannya.
“dan begitu pula anak cucuku.” (QS. Ibrahim : 40)
Selain dirinya, juga seluruh anak dan cucunya termasuk pula ke dalam orang-orang yang mendirilam salat.
“Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
Yakni, dalam doa tersebut beliau mengharapkan agar Allah subhanahu wa ta'ala mengabulkan segala permohonannya. (hp berbagai sumber)
Post a Comment for "Doa Nabi Ibrahim untuk Diri dan Keturunannya agar Tetap Mendirikan Sholat, Ini Bunyi Doanya Arab, Latin, dan Terjemahannya... "