Herdi Pamungkas
KETIKA Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan untuk bersujud kepada mereka, setelah Adam diciptakan dan tiupkan ruh ke dalam jasadnya.
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud,” (QS. Al Hijr : 29).
Mendengar perintah Allah subhanahu wa ta'ala demikian, maka seluruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam alaihi salam.
Ternyata ada yang tidak bersujud dan sengaja melakukan pembangkangan pada perintah Allah subhanahu wa ta'ala, dialah, Iblis.
Pembakangaan tersebut tentu saja karena sebab, bukan tanpa alasan, sehingga hal itu disebutkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam ayat yang mulia ini.
“Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,” (QS. Al Hijr : 30).
“kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu.” (QS. Al Hijr : 31).
“Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" (QS. Al Hijr : 32).
Iblis pun dengan congkak dan sombong mengungkapkan alasan karena keenganannya bersujud pada Nabi Adam alaihi salam.
Ucapan sombong dan alasan Iblis tidak mau bersujud pada Nabi Adam alaihi salam, tercatat dalam Al Quran.
"Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau lelah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 33)
Itulah salah satu alasan yang dikemukakan Iblis sebab dirinya enggan untuk bersujud pada Nabi Adam alaihi salam.
Selain itu, Iblis pun merasa dirinya lebih mulia dari pada Nabi Adam alaihi salam, karena alasa bahan dasar penciptaannya.
Nabi Adam alaihi salam diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Manusia sekarang pun bisa membayangkan, bagaimana kotornya lumpur hitam, tidak ada manusia yang bajunya ingin tersentuh lumpur apalagi berbau kurang sedap.
Iblis menggap bahan dasar penciptaan Nabi Adam alaihi salam, bahan yang buruk. Sementara dirinya diciptakan dari bahan dasar yang lebih baik menurutnya.
Iblis memiliki anggapan jika bahan dasar dirinya yang diciptakan dari api lebih baik dari bahan dasar dari tanah.
Sehingga inilah yang menjadi alasan dirinya menolak untuk bersujud pada Nabi Adam alaihi salam.
“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al A’raf: 12; Shad: 76)
Pembangkangan itulah yang menyebabkan dirinya dikutuk Allah subhanahu wa ta'ala, serta dikeluarkan dari surga.
“Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,” (QS. Al-Hijr: 34)
“dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." (QS. Al-Hijr: 35)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Allah subhanahu wa ta'ala menyebutkan bahwa, Dia memerintahkan kepada iblis dengan perintah paksa yang tidak dapat ditentang atau dicegah.
Sehingga Allah subhanahu wa ta'ala, mengusir iblis dari kedudukan yang tinggi yang ditempati sebelumnya, hingga jadilah iblis makhluk yang terkutuk.
Dari Sa'id ibnu Jubair, disebutkan bahwa, setelah Allah melaknat Iblis, maka berubahlah rupa iblis yang tadinya sama dengan para malaikat; rupanya menjadi hitam seperti noda.
Maka setiap noda yang ada di dunia sampai hari kiamat berasal darinya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Namun, Iblis meskipun dirinya telah dikutuk dan juga diusir dari surga masih saja mengajukan permohonan kepada Allah, bukan menyadari akan kekeliruannya.
“Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan.” (QS. Al-Hijr: 36)
Dikutip dari tafsir Al Quran Kemenag, Maksudnya Iblis memohon agar dia tidak diazab dari sekarang melainkan diberikan kebebasan hidup sampai hari berbangkit.
Iblis yang mendapatkan kutukan dari Allah subhanahu wa ta'ala, lalu memohon penangguhan dan umur panjang ternyata diperkenankan?
“Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,” (QS. Al-Hijr: 37)
“sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan,” (QS. Al-Hijr: 38)
Ternyata permohonan Iblis yang dikabulkan Allah itu bukanlah suatu anugrah melainkan istidraj, seperti diungkapkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Setelah murka Allah yang tidak tertolak itu menimpanya, iblis
meminta kepada Allah agar ditangguhkan sampai hari kiamat, yaitu sampai hari
berbangkit; hal ini merupakan dorongan kedengkian hatinya terhadap Adam dan
anak cucunya. Lalu Allah memperkenankan permintaannya sebagai istidraj dan membiarkan dia terjerumus
lebih sesat lagi.wallahu a'lam bishawab. **
Post a Comment for "Iblis Tidak Mau Bersujud Kepada Nabi Adam Karena Alasan Ini, Berbuah Kutukan, Juga Istidraj..."