Mereka ingin kembali menjadi tanah, setelah menyaksikan azab dijadapannya, sebagaimana hewan yang kembali jadi tanah. (Ilustrasi foto Pixabay)
MEREKA pada hari itu akan langsung menyaksikan azab Allah Subhanahu wa ta'ala dihadapannya, sehingga mengharapkan untuk kembali dijadikan tanah.
Apalagi ketika mengetahui semua amal perbuatannya yang telah dicatat para malaikat yang menuliskan amal perbuatan mereka.
Semua amal perbuatannya penuh dengan kerusakan dan dosa-dosa, sebagaimana dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir, terkait dengan surat An-Naba ayat 40.
“dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (QS. An-Naba: 40)
Semua perbuatan dicatat para malaikat yang mencatat amal perbuatan mereka, yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala.
Mereka akan mengetahui dari catatan amal yang diberikan, mengenai apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya ketika hidup di dunia.
“Pada hari itu diberikan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.” (QS. Al-Qiyamah: 13)
Dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir, disebutkan mengenai pendapat lain, orang kafir berkhayal, alangkah lebih baiknya jika dirinya tanah.
Mereka berkhayal demikian setelah menyaksikan peradilan Allah Subhanahu wa ta'ala, setelah menghukumi antara hewan-hewan terhadap sesama hewan lainnya ketika di dunia.
Maka Allah Subhanahu wa ta'ala memutuskan perkara hukuman di antara mereka dengan hukum-Nya yang Maha Adil dan tidak aniaya.
Kambing yang tidak bertanduk disuruh membalas pada kambing yang bertanduk, ketika di dunia dahulu pernah menaduknya.
Apabila peradilan telah dilakukan terhadap mereka, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman kepada mereka,
"Jadilah kamu tanah!"
Maka semuanya kembali menjadi tanah. Dan saat itulah orang kafir berkata, sebagaimana yang disitir firman-Nya:
“Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (QS. An-Naba: 40). (herdi pamungkas dari berbagai sumber)
Post a Comment for "Mereka Mengharap Kembali Dijadikan Tanah, Setelah Menyaksikan Azab Allah Dihadapannya, Ketika Tahu Dosa-dosanya"