Herdi Pamungkas
Allah SWT telah menciptakan manusia dari sari pati tanah, kemudian dijadikannya air mani yang bercampur dan ditempatkan dalam tempat yang kokoh, rahim perempuan, Allah SWT berfirman:
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur ..." (QS. Al-Insan: 2)
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." (Q.S. al-Mu'minun: 12-14)
Setelah berada dalam kandungan dengan waktu tertentu, kemudian lahir ke dunia. Menjalani kehidupan dari masa bayi hingga dewasa, tua, atau hingga kematian menghampirinya.
Kematian itu sesuatu yang mutlak semuanya akan mengalami tidak pandang bulu, hanya urusan waktu saja dan cara atau jalan kematiannya yang berbeda. Namun pada hakekatnya tetap, mati juga. Allah SWT berfirman;
"Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati." (Q.S. al-Mu'minun: 15)
Setelah kematian di dunia ini ternyata tidaklah sampai di situ, persoalan selesai. Tetapi manusia akan kembali dibangkitkan setelah kematian. Allah SWT berfirman;
"Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat." (Q.S. al-Mu'minun: 16)
"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya Kami-lah yang akan melaksanakannya. (Q.S. al-Anbiya’: 104)
"Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah benar kami akan dibangkitkan (kembali)?" (Q.S. As-Saffat: 16)
"dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu (akan dibangkitkan pula)?” (Q.S. As-Saffat: 17)
"Katakanlah (Muhammad), “Ya, dan kamu akan terhina.” (Q.S. As-Saffat: 18)
Dibangkitkan telanjang
Membangkitkan manusia yang telah mati bagi Allah bukanlah perkara yang sulit. Allah SWT berfirman;
"Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya. (Q.S. As-Saffat: 19)
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah berkata,”(Yang dimaksud) iman kepada al ba’ts, yaitu dihidupkannya orang-orang yang telah mati pada waktu terompet ditiup pada tiupan yang kedua. Lalu manusia akan berdiri menghadap Rabbul ‘Alamiin dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang tanpa penutup, dan belum dikhitan. (almanhaj)
Ketika di dunia manusia bangga dengan pakaian yang dikenakannya, kendaraan yang ditumpangi, alas kaki yang mahal. Maka saat dibangkitkan semua yang dibanggakan tadi tidaklah dikenakannya, dalam sebuah hadist diriwatkan sebagai berikut;
“Manusia digiring (di Padang Mahsyar) dalam keadaan tidak mengenakan sandal (pelindung kaki), telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan)”. Lalu ‘Aisyah berkata: Aku bertanya,”Laki-laki dan perempuan semuanya? Sebagian mereka melihat sebagian lainnya?” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Keadaannya lebih mengerikan dari membuat mereka berpikir demikian”. (Muttafaqun ‘alaih)
Orang-orang berdosa pada waktu itu dalam kedaan muka yang biru muram, sebagaimana disebutkan dalam firman berikut;
"pada hari (Kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu Kami kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram," (Q.S. Thaha: 102)
Kemudian mereka saling berbisik tentang berapa lama hidup di dunia, Allah SWT berfirman;
"mereka saling berbisik satu sama lain, “Kamu tinggal (di dunia) tidak lebih dari sepuluh (hari).” (Q.S. Thaha: 103)
Jika hanya sepuluh hari hidup di dunia sangat sebentar sekali, tetapi mengapa manusia terkadang serakah, berbuat zalim, dan menghalalkan segala cara andai semuanya hanya berlalu?
Orang yang beriman membisiki mereka, "..kita hidup di dunia hanya sehari saja." Allah SWT berfirman;
"Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, “Kamu tinggal (di dunia), tidak lebih dari sehari saja.” (Q.S. Thaha: 104)
Andai hidup di dunia dibandingkan dengan lamanya hidup di akhirat, maka sangatlah singkat, bahkan tidak berbanding, sangat sekejap sekali. Meskipun manusia ada yang berumur hingga seratus tahun lebih. Hidup di akhirat seharinya seribu tahun menurut perhitungan manusia di dunia. Allah SWT berfirman;
“... sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)
Selain perhitungan harinya yang sangat lama, di sini pula tidak lagi ada kematian. Jika harus menderita maka deritanya tiada akhir, jika harus bahagia maka bahagialah selamanya. Di sini hanya ada dua tempat bagi manusia untuk mengakhirinya, apakah ada di Surga atau Neraka. Wallahu a'lam.
Post a Comment for "Bangkitnya Manusia dari Alam Kubur, Yaumul Ba'ats dalam Keadaan Telanjang: Diarahkan Menuju ke Padang Mahsyar"