Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. (foto Pixabay)
MASJID Raya Baiturrahman Banda Aceh memiliki luas tanah 31.000 m2, luas bangunannya 4.000 m2, serta memilki daya tampung 13.000 jamaah, dikutip dari simas.kemenag.go.id.
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh terletak di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam, merupakan masjid negara.
Masjid ini dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, pada tahun 1022 H (1612 M).
Pada bulan Shafar 1290 (April 1873 M), pernah dibakar penjajah ketika Belanda melakukan agresi militer kedua.
Dalam pertempuran tersebut Mayjen Khohler, jemudian diabadikan di tempat dia tertembak dengan membangun sebuah monumen kecil dekat pintu masjid sebelah utara di bawah pohon ketapang.
Pada pertengahan Shafar 1294 H (Maret 1877 M), setelah 4 tahun Masjid Raya Baiturrahman terbakar, Gubernur Jenderal Van Lansberge merencanakan untuk membangunnya kembali.
Hal tersebut dilakukannya atas janji jenderal Van Sweiten, rencana akan dibangunnya kembali masjid tersebut diumumkan setelah dilakukannya permusyawaratan para kepala Negeri sekitar Banda Aceh.
Berdasarkan kesimpulan, pengaruh masjid ternyata sangat besar bagi rakyat Aceh bahkan mencapai 100% bagi orang yang beragama Islam.
Pembangunan kembali masjid tersebut dilaksankan Gubernur Militer Aceh, Jenderal Mayor Vander, pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H (9 Oktober 1879 M), peletakan batu pertamanya dilakukan Tengku Qadhi Malikul Adil.
Setelah itu, bertepatan dengan tahun 1299 Hijriyah masjid Masjid Raya Baiturrahman kembali dibangun dengan memiliki satu kubah.(hp sumber simas.kemenag.go.id)
Post a Comment for "Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh Dibangun Masa Pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Pernah Dibakar Belanda"