Al-Khalil, Nabi Ibrahim Alaihissalam memilih cara yang terbaik dalam memuliakan ketiga tamunya. (Ilustrasi Foto Pixabay) |
KISAH Ini telah disebutkan dalam al Quran surat Hud dan surat Al-Hijr, ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam kedatangan para tamu yang dimuliakan.
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?” (QS. Adz-Dzariyat: 24)
Tamu-tamu yang tentu saja kedatangannya harus disambut dengan baik dan dihormati, sebagaimana Imam Ahmad dan sejumlah ulama mengatakan wajib menjamunya, seperti dikutip dari Tafsir Ibu Katsir.
Sunnah pun menganjurkan hal yang serupa semakna dengan lahiriah dalam salah satu ayat berikut ini;
“ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun." Ibrahim menjawab: "Salaamun.” (QS. Adz-Dzariyat: 25)
Rafa' lebih kuat dan lebih kukuh daripada nasab, maka menjawab dengan memakai rafa' lebih utama daripada memulainya. Karena itulah maka disebutkan dalam firman-Nya:
“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa: 86)
Ternyata dalam hal ini Al-Khalil, Nabi Ibrahim Alaihissalam memilih cara yang terbaik, sebagaimana terdapat dalam Firman Allah;
“(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal.” (QS. Adz-Dzariyat: 25)
Menurut Tafsir Ibu Katsir, mereka yang datang tiga pemuda memiliki paras tampan, penuh wibawa dan sangat kuat, ternyata mereka; Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, dan Malaikat Israfil.
Karena itulah maka Nabi Ibrahim berkata sebagaimana disebutkan pada ayat berikut: “(kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal”. (QS. Adz-Dzariyat: 25)
Setelah itu, Nabi Ibrahim pergi diam-diam meninggalkan para tamunya dengan tujuan untuk melakukan penjamuan.
“Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya.” (QS. Adz-Dzariyat: 26)
Perginya dengan segera, bergegas menyiapkan untuk memuliakan para tamunya dengan jamuan makanan lezat.
“kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar).” (QS. Adz-Dzariyat: 26)
Yaitu dari ternak pilihannya yang merupakan hartanya (di masa itu). Sedangkan di dalam ayat lain disebutkan melalui firman-Nya dengan ungkapan berikut:
“maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.” (QS. Hud: 69)
Daging sapi muda yang dibakar di atas bara api, kalau sekarang istilahnya sapi guling.
“Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (QS. Adz-Dzariyat: 27)
Aya ini mengandung etika cara menjamu tamu, ungkapan mempersilahkan dan menawarkan dengan cara yang baik. (herdi pamungkas dari berbagai sumber)
Post a Comment for "Cara Nabi Ibrahim Alaihissalam Menjamu dan Memuliakan Tamu..."