Doa sendiri di dalam Islam punya kedudukan yang sangat agung, memiliki keutamaan dan kemuliaan yang sangat tinggi.
Disamping itu, doa juga merupakan ibadah yang agung dan ketaatan yang paling tinggi dalam pelaksanaannya.
Di dalam al Quran dan Hadist Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak yang menjelaskan mengenai kedudukan doa.
Bahkan memiliki keutamaan besar bagi orang yang selalu mengerjakannya, Allâh subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min: 60).
Dalam sebuah hadits yang shahih, dari an-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berdo’a adalah ibadah”, lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat di atas.
Jangankan kita sebagai manusia biasa bahkan para nabi pun kerap memanjatkan doa kepada Allah jika mengharapkan sesuatu.
Tentu saja doa yang diucapkan para nabi akan tercatat baik di dalam riwayat sebuah hadist atau pun di dalam al Quran.
Ketika Nabi mengharapkan sesuatu di dalam doanya sudah barang tentu akan dikabulkan Allah Yang Maha Kuasa.
Sebagaimana dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir doa Nabi Ibrahim ketika memohon rezeki kepada Allah subhanahu wa ta'ala, ini merupakan doa yang kedua kali setelah menempatkan Hajar, istrinya dan putranya Ismail di dekat Kabah.
Doa yang diucapkan Nabi Ibrahim terkait dengan rezeki ini dilakukan ketika dirinya telah membangun Baitullah atau Kabah.
!Rabbanā innī askantu min żurriyyatī biwādin gairi żī zar‘in ‘inda baitikal-muḥarram(i), rabbanā liyuqīmuṣ-ṣalāta faj‘al af'idatam minan-nāsi tahwī ilaihim warzuqhum minaṡ-ṡamarāti la‘allahum yasykurūn(a).
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)
Sementara itu, Allah sendiri merupakan Maha Pemberi rezeki sebagaimana disebutkan dalam firman berikut ini;
“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 58).
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, merupakan doa yang kedua dipanjatkannya sesudah ia membangun Baitullah sebagai pengukuhannya dan ungkapan keinginannya. Untuk itulah di dalam doanya disebutkan:
“di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.” (QS. Ibrahim: 37)
Menurut pendapat sebagian orang doa Nabi Ibrahim tersebut bisa dibacakan setiap hari sebagai amalan agar mendapat kelanacaran rezeki.**(herdi pamungkas berbagai sumber)
Post a Comment for "Doa Nabi Ibrahim Ketika Minta Rezeki Setelah Dibangunnya Kabah..."