Kisah Nabi Ibrahim Singkat Saat Dibakar Raja Namrud Karena Alasan Ini

https://herdipamungkas.blogspot.com/2023/06/kisah-nabi-ibrahim-singkat.html
Ilustrasi (foto Pixabay)

KISAH Nabi Ibrahim saat dibakar digambarkan di dalam Al Quran ternyata karena alasan ini, sebagaimana akan diungkapkan pada tulisan berikut.

Pada kisah sebelumnya diuraikan saat mereka pergi menuju suatu tempat untuk mengadakan perayaan, Nabi Ibrahim mengaku sakit, ternyata ingin melaksanakan niatnya untuk menghancurkan berhala.

Maka berhala-berhala tersebut dihancurkan Nabi Ibrahim hampir seluruhnya, kecuali menyisakan satu berhala yang paling besar.

Ketika telah kembali dan menemukan berhala-berhala di tempat penyembahan berantakan, hingga hancur terpotong-potong, mereka saling bertanya, siapa pelakunya.

“Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." (QS. Al Anbiyaa: 59)

Seperti dikisahkan pada tulisan sebelumnya sebagaimana dikutip dari tafsir Ibnu Katsir, rencana Nabi Ibrahim untuk menghancurkan berhala tersebut ada yang mengetahui dan mendegarnya.

Orang yang melaporkan demikian, seseorang yang mendengar Ibrahim mengucapkan sumpahnya, bahwa dia akan membuat tipu daya terhadap berhala-berhala mereka.

 “Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ." (QS. Al Anbiyaa: 60)

Mendengar laporan seperti itu maka diperintahkan pemuda yang bernama Ibrahim agar segera diseret dengan cara terang-terangan, maksud dan tujuannya agar dilihat banyak orang.

Orang banyak supaya menyaksikan, orang yang telah melakukan penghancuran terhadap berhala-berhala, setelah ditangkap dan tentunya akan mendapatkan hukuman.

“Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan." (QS. Al Anbiyaa: 61)

Setelah Nabi Ibrahim ditangkap dan disaksikan banyak orang, lalu dilakukan pemeriksaan serta mereka menanyakan, memastikan kebenaran dan pengakuan atas perbuatannya.

“Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?" (QS. Al Anbiyaa: 62)

Menurut tafsir Ibnu Katsir, setelah Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala, menyisakan yang paling besar lalu meletakan kapak ditangannya.

Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara." (QS. Al Anbiyaa: 63)

Mendengar pengakuan Nabi Ibrahim demikian, mereka terdiam sejenak, tujuannya jawaban tersebut dilontarkan tidak lain agar mereka menyadari, jika berhala itu terbuat dari benda mati yang tidak sanggup berbicara. Sebagaimana dikutip dari tafsir Ibnu Katsir.

“Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka.” (QS. Al-Anbiya: 64)

Dalam hal ini, mereka mencela diri mereka sendiri karena tidak bersikap hati-hati dan tidak menjaga berhala-berhala sembahan mereka, lalu mereka berkata:

“Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).” (QS. Al-Anbiya: 64)

Karena kalian meninggalkan berhala-berhala kalian tanpa ada seorang pun yang menjaganya.

“kemudian kepala mereka menjadi tertunduk.” (QS. Al-Anbiya: 65)

Qatadah mengatakan bahwa kaum Nabi Ibrahim kebingungan, lalu mereka mengatakan sebagaimana disebutkan dalam Al Quran.

“Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa mereka (berhala-berhala ini) tidak dapat berbicara. (QS. Al-Anbiya: 65)

“Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" (QS. Al-Anbiya: 66)

“Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? (QS. Al-Anbiya: 67)

Serelah Nabi Ibrahim mematahkan hujah kaumnya, sekaligus menjelaskan kelemahan mereka, menampakan kebenaran dan menghapus kebatilan.

Mereka kemudian membalasnya, menggunakan kekuatan raja mereka  yang disebut Raja Namrud untuk menghukum Nabi Ibrahim.

“Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak." (QS. Al-Anbiya:  68)

Raja Namrud menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar dalam kobaran api yang sangat besar, sebelumnnya belum pernah ada api sebesar itu.

Nyalanya mengeluarkan percikan-percikan yang sangat besar, serta sangat tinggi semisal gunung.

Mereka kesulitan memasukan Nabi Ibrahim ke dalam kobaran api yang sangat besar, hingga akhirnya dilontarkan dari tempat yang jauh.

Sebelum Nabi Ibrahim dilontar maka bajunya dibuka serta tubuhnya diikat pada kursi, kemudian dilontar ke arah kobaran api.

Nabi Ibrahim telah berada dalam kobaran api yang sangat besar, para prajurit penjaga pun tidak sanggup mendekat pada kobarannya.

Namun, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim tidaklah kulitnya, bahkan sekujur tubuhnya dapat merasakan panasnya api, terasa dingin dan menjadi keselamatan bagi dirinya.

“Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (QS. Al-Anbiya:  69)

“mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” )QS. Al-Anbiya: 70)**(hp)

Post a Comment for "Kisah Nabi Ibrahim Singkat Saat Dibakar Raja Namrud Karena Alasan Ini"