Herdi Pamungkas
Doa masuk surga, bahkan meminta surga firdaus, merupakan anjuran dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Untuk mendapatkan surga itu hendaklah manusia berlomba-lomba, sebagaimana disebutkan dalam firman berikut;
“Untuk mendapatkan keindahan surga itu, hendaknya manusia berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthaffifin: 26)
Allah azza wa jalla berfirman ketika Nabi Ibrahim alaihissalam berdoa agar termasuk orang yang mewarisi surga;
"dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan," (QS. Asy-Syu'ara': 85)
Bahkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam memotivasi umatnya agar meminta surga firdaus dalam doanya, sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut;
"Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari dan Ibnu Hibban).
Allah SWT menyediakan, menawarkan surga seluas langit dan bumi bagi manusia yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, juga bertaqwa. Sehingga untuk mendapatkan tawaran tadi manusia diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam mendapatkannya. Seperti disebutkan dalam firman-Nya;
"Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Hadid: 21)
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa," (QS. Ali Imran: 133)
Di dalam ayat berikutnya selain disebutkan pada kedua ayat di atas, Allah SWT berfirman;
"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan," (QS. Ali Imran: 134)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan sebagai berikut; Yakni dalam keadaan susah dan dalam keadaan makmur, dalam keadaan suka dan dalam keadaan duka, dalam keadaan sehat dan juga dalam keadaan sakit. Dengan kata lain, mereka rajin berinfak dalam semua keadaan. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya:
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara sembunyi dan terang-terangan." (QS. Al-Baqarah; 274)
Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka tidak kendur dan lupa oleh suatu urusan pun dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. Mereka membelanjakan harta untuk keridaan-Nya serta berbuat baik kepada sesamanya dari kalangan kaum kerabatnya dan orang-orang lain dengan berbagai macam kebajikan.
Firman Allah Swt.:
"...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang." (QS. Ali
Imran; 134)
Dengan kata lain, apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya (yakni memendamnya dan tidak mengeluarkannya), selain itu mereka memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Disebutkan dalam sebagian asar yang mengatakan:
Allah Swt. berfirman, "Hai anak Adam, ingatlah kepada-Ku jika kamu marah, niscaya Aku mengingatmu bila Aku sedang murka kepadamu. Karena itu, Aku tidak akan membinasakanmu bersama orang-orang yang Aku binasakan.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Malik, dari Az-Zuhri, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: "Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah."
Selain itu ketika manusia melakukan perbuatan dosa lalu mengingat Allah dan menghentikan perbuatan tadi segera bertobat, dalam ayat berikutnya Allah SWT berfirman;
"dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera)
mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa
(lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali
Imran; 135)
Maka bagi yang mengerjakan perbuatan tersebut di atas Allah SwT memberi balasan seperti disebutkan dalam firmannya;
"Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal." (QS. AliImran; 136) Wallahu a'lam.
Post a Comment for "Doa Masuk Surga, Mintalah Surga Firdaus, Anjuran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam"