Herdi Pamungkas
Kitab suci Al Quran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam yang diturunkan Allah subhanahu wa ta'ala kepada beliau pada malam kemuliaan Lailatul Qadar.
Kitab suci ini pun diturukan Allah subhanahu wa ta'ala kepada Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam pada bulan suci. Perkara suci diturunkan pada waktu yang suci, melalui perantaraan ruhul kudus (ruh suci) malaikat Jibril alaihissalam dan diterima seorang hamba yang suci (maksum) bebas dari dosa dan kesalahan sebab dipelihara atau dijaga Allah. Seperti yang disebutkan dalam ayat berikut;
"Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. An-Nahl: 102)
"Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu ke jalan yang lurus," (QS. Al-Fath: 2)
Itulah Alquran sebagai pedoman dan pegangan hidup bagi orang yang betaqwa. Mereka yang berpegang teguh pada kitab suci tersebut termasuk orang-orang yang beruntung. Seperti disebutkan dalam firman berikut:
"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Baqarah: 2-5)
Namun lain halnya dengan mereka yang berpaling dari pada Alquran sungguh mereka akan memikul dosa yang amat berat pada hari kiamat. Seperti disebutkan dalam firman berikut:
"Barangsiapa berpaling darinya (Al-Qur'an), maka sesungguhnya dia akan memikul beban yang berat (dosa) pada hari Kiamat," (QS. Thaha : 100)
Disebutkan dalam firman-Nya:
"Barang siapa berpaling dari Al-Qur’an."Ibnu Katsir menafsirkan, mereka yang mendustakan dan berpaling, tidak mau mengikuti apa yang diperintahkan dan dilarang di dalamnya, kemudian mencari petunjuk lain selain dari Al-Qur'an, sehingga Allah akan menyesatkannya dan menuntunnya ke jalan yang menjerumuskannya ke dalam neraka Jahim. Seperti apa yang difirmankan-Nya:
"Barang siapa berpaling dari Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat." (QS. Thaha : 100)
Maknannya hampir sama dengan yang difirmankan Allah dalam ayat berikut:
"Dan barang siapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al-Qur’an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya." (QS. Huud:17)
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, maknanya bersifat umum mencakup semua orang ketika Al-Qur'an sampai pada mereka, mau dari kalangan orang Arab atau pun bukan Arab. Seperti halnya difirmankan dalam ayat berikut:
"Supaya dengan Al-Qur’an Aku memberi peringatan kepada kalian dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qur’an (kepadanya)." (QS. Al-An'am: 19)
Ketika Al-Quran sampai pada setiap orang, maka Al-Quran akan memberi peringatan kepadanya dan menyerunya. Barang siapa yang mengikuti petunjuk Al-Quran maka mereka tidak akan tersesat, sebaliknya bagi mereka yang berpaling dan tidak mau mengikuti petunjuk A-Quran maka ia akan tersesat, bahkan akan memikul dosa besar pada hari kiamat. Kekal di dalam kedaan tersebut. Seperti disebutkan dalam firman-Nya:
"Barang siapa berpaling dari Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka pada hari Kiamat," (QS. Thaha : 100-101)
Tidak ada jalan selamat bagi mereka dari siksa neraka, mereka pun tidak akan dikeluarkan dari neraka.Amat buruk dosa tersebut sebagai beban berat
bagi mereka pada hari kiamat. Seburuk-buruk beban yang mereka pikul. Akibat dari kelalaian mempelajari Al-Quran atau tidak mau peduli dengan tuntunan yang disyariatkan di dalamnya. Sehingga manusia tersebut dijauhkan dari kenikmatan iman dan islam.
Biru muram
Ketika sangkakala ditiup (tiupan kedua) maka manusia yang telah mati semuanya akan dihidupkan. Sedangkan kebangkitan itu hanya satu kali teriakan saja maka manusia pun bangkit. Seperti disebutkan dalam firman berikut:
"Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka melihatnya." (QS. As-Saffat :19)
Setelah dibangkitkan manusia dikumpulkan digiring ke padang masyar. Disitu akan terlihat orang-orang yang berdosa dengan wajahnya yang biru muram. Seperti difirmankan dalam ayat berikut:
"pada hari (Kiamat) sangkakala ditiup (yang kedua kali) dan pada hari itu Kami kumpulkan orang-orang yang berdosa dengan (wajah) biru muram," (QS. Thaha: 102).
Wallahu a'lam.
Post a Comment for "Barangsiapa yang Berpaling dari Al Quran Maka Nanti di Hari Kiamat Akan Dikumpulkan dalam Keadaan"