Lelaki penduduk Kota menginginkan para tamu tampan yang berkunjung ke rumah Nabi Luth.(Ilustrasi Foto Pixabay). |
PARA Pria penduduk negeri sodom memiliki prilaku seks yang menyimpang, mereka tidak menyukai lawan jenis.
Justru sebaliknya mereka lebih menyukai pada sesama jenis, itulah yang digambarkan dalam Al Quran sebagai perbuatan faahisyah.
Maka tatkala mereka mengetahui telah datang ke rumah Nabi Luth AS tiga pemuda tampan, gagah perkasa, berwibawa, serta menawan hati.
Akhirnya nafsu dan keinginan mereka tergugah untuk mendapatkannya demi melampiaskan syahwatnya pada sesama laki-laki.
Mereka mendatangi rumah Nabi Luth AS, tanpa mengetahui siapa para pemuda tampan yang tengah berada di rumah tersebut.
Dibarengi dengan perasaan gembira mereka ingin memasuki rumah Nabi Luth AS demi menyalurkan hasrat karena telah datang para tamu tampan.
“dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu.” (QS. Al-Hijr: 67).
Nabi Luth mengingatkan bahwa para pemuda tampan itu adalah tamunya, sehingga tidak mengharapkan jika mereka melakukan perbuatan yang dapat membuat malu dirinya.
Selain itu dirinya menyarankan agar jangan melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan dirinya merasa terhina, menganjurkan agar bertaqwa kepada Allah.
“Lut berkata, "Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kalian memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kalian membuat aku terhina.” (QS. Al-Hijr: 68-69)
Sebagaimana dikutip dari tafsir Ibnu Katsir bahwa, hal ini dikatakan Nabi Luth sebelum dia mengetahui bahwa tamu-tamunya itu adalah utusan Allah, seperti yang telah dijelaskan dalam surat Hud.
“Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?” (QS. Al-Hijr: 70).
Mengenai ayat Al Quran surat Al-Hijr ayat 70 ini dijelaskan dalam tafsir kemenag, mereka ingin berbuat homosexual dengan tamu-tamu itu dan mereka memang telah pernah mengancam Luth, agar tidak menghalangi mereka daripada berbuat demikian.
Di dalam tafsir Ibnu Kahtsir juga diungkapkan, artinya, bukankah kami telah melarangmu menerima tamu.
Selanjutnya Nabi Luth memberikan petunjuk kepada mereka agar melampiaskan syahwat kepada yang seharusnya.
Mereka dianjurkan untuk mengawini para wanita, karena Tuhan telah menjadikan mereka sebagai pasangan yang halal untuk dinikahi.
Nabi Luth juga menawarkan putri-putrinya untuk dikawini secara halal jika seandainya mereka ingin melakukannya.
“Luth berkata: "Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)". (QS. Al-Hijr: 71).
Mereka menolak tawaran Nabi Luth AS untuk menikah dengan putri-putrinya, mengaku tidakmemiliki hasrat pada wanita. ** (herdi pamungkas dari berbagai sumber)
Post a Comment for "Para Pria Penduduk Kota Inginkan 3 Pemuda Tampan yang Bertamu ke Rumah Nabi Luth, Tak Ada Hasrat Pada Wanita"