ilustrasi foto Pixabay
Herdi Pamungkas
KEMATIAN setiap makhluk yang bernyawa dari kehidupan dunia yang fana dinamakan kiamat kecil atau kiamat sugra.
Disebut kiamat kecil karena tidak menghancurkan dan menimpa alam secara menyeluruh.
Artinya kehancuran hanya melanda sebagian kecil dari alam semesta.
Kehancuran kiamat sugra hanya menimpa seseorang atau sebagian makhluk di bumi.
Jelasnya kiamat ini tidak memusnahkan kehidupan seluruh makhluk dalam satu waktu yang sama.
Maka yang termasuk kiamat sugra ini bisa berupa datangnya kematian pada manusia.
Maut itu sendiri sudah pasti akan dialami seluruh makhluk yang bernyawa, sebagaimana difirmankan dalam alquran;
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. ” (QS. Ali Imran: 185)
"Kemudian setelah itu, sesungguhnya kamu pasti mati." (QS. Al-mu'minun: 15)
Meskipun manusia berlindung di balik benteng yang kokoh, ketika tiba saatnya malaikat maut menjemput tetap tidak bisa terhindar dari kematian. Seperti difirmankan dalam ayat berikut;
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78)
Sungguh apa pun yang kita miliki di dunia ini tidak sanggup mengekalkan kehidupan. Kendati memilki kekayaan yang melimpah, keluarga berpangkat dan berpengaruh semuanya tidak mampuh mencegah kematian. Namun yang terjadi semua itu hanya mampu mengantar kita sampai pada tempat penguburan. Seperti diungkapkan dalam hadist berikut;
"Mayit akan diikuti oleh tiga perkara (menuju kuburnya), dua akan kembali, satu akan tetap. Mayit akan diikuti oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Keluarganya dan hartanya akan kembali, sedangkan amalnya akan tetap." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa-i)
Ketika jasad telah dikebumikan, keluarga hanya bisa sebatas menatap gundukan tanah merah setelah itu kembali pulang, begitu pun hartanya sebatas mengantar. Dalam kesendirian dan kesepian hanya amal yang menyertainya, baik atau pun buruk.
Jangalah sekali-akli kita menolak keimanan dan meremehkan amal salih, sehingga mengundang penyesalan pada akhirnya. Itu akan dialami manusia telah berada di alam kubur, sebagaimana difirmankan berikut ini;
"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: “Ya, Rabbku. Kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang salih terhadap yang telah aku tinggalkan”. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding) sampai hari mereka dibangkitan." (Al Mu'minun :99-100).
Segeralah beramal salih dan menuju ampunan Allah jangan sampai harta yang kita miliki melalaikan kita dari mengingat-Nya. Terlena dan dinabobokan dunia, sehingga penyesalan dan merugilah pada ujungnya. seperti difirmankan dibawah ini;
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (Qs Al Munafiqun: 9)
Penyesalan yang datang kemudian jangan sampai teralami, sehingga manusia berharap agar kematiannya ditangguhkan barang sesaat sekedar untuk membelanjakan, menginfakkan harta di jalan Allah. Tentu saja hal itu sangat tidak mungkin, seperti difirmankan berikut ini;
"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” ((Qs Al Munafiqun: 10)
Apakah manusia itu sudah beramal salih atau pun belum, kematian yang datang dengan tiba-tiba tidaklah melihat persoalan tersebut. Ketika ajal tiba dan datang menjemput manusia mau pasrah atau pun tidak tetap saja tidak bisa menghindar. Bahkan selama Allah belum memutuskan waktunya seolah-olah manusia bisa lari dari kematian, seperti halnya difirmankan berikut ini;
"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (Qs Qaf: 19)
"Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (Qs Al Munafiqun: 11)
Hendaklah manusia selalu mengingat akan datangnya mati, agar manusia termotivasi untuk berbuat amal salih.Seperti diriwayatkan Imam Bukhari berikut ini;
Dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundakku, lalu bersabda,”Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seorang yang asing, atau seorang musafir.” Dan Ibnu Umar mengatakan: “Jika engkau masuk waktu Subuh, maka janganlah engkau menanti sore. Jika engkau masuk waktu sore, maka janganlah engkau menanti Subuh. Ambillah dari kesehatanmu untuk sakitmu. Dan ambillah dari hidupmu untuk matimu.” (HR Bukhari)
Sebaiknya manusia tidak berangan-angan akan panjang umur, sehingga melalaikan diri untuk berbuat amal salih dan menunda-nunda. Bukankah kematian itu tiba-tiba dan mutlak. Wallahu a'lam ***
Post a Comment for "Kematian Setiap Makhluk yang Bernyawa dari Kehidupan Dunia yang Fana Dinamakan..."