Dalil Tujuan Penciptaan Manusia, 3 Hal yang Harus Diperhatikan


 

ilustrasi sperma menuju sel ovum
ilustrasi sperma menuju sel ovum (foto. pixabay)

Herdi Pamungkas

Ketika manusia membuat sesuatu tentu punya maksud dan tujuan. Seperti halnya tujuan penciptaan manusia, tidak semata-mata dibuat jika seandainya tidak ada tujuan.

Misalnya manusia membuat kursi, orang tahu bahwa kursi itu dibuat untuk dijadikan tempat duduk. Maka si pembuat, membuat kursi sedemikian rupa agar nyaman dijadikan tempat duduk, karena tujuannya untuk itu.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia tentu memiliki tujuan. Namun terkadang ada manusia yang tidak paham untuk apa dirinya diciptakan.

Lantas dari mana manusia tahu, untuk apa dirinya diciptakan? Apa tujuannya Allah menciptakan manusia?

Supaya manusia paham akan dirinya dan tujuannya diciptakan, sudah barang tentu manusia memerlukan pedoman hidup. Pedoman hidup, sekaligus pegangan hidup manusia adalah Al-Quran.

Jangankan Allah, manusia pun ketika membuat barang elektronik yang rumit, tentu akan membuat pula buku panduannya. Agar barang elektronik tersebut tepat pengunaannya dan menghindari kesalahan dalam pengunaannya guna menghindari keruksakkan yang fatal.

Seandainya manusia mengikuti panduan Al-Quran dengan benar maka tidak akan  tersesat, yang berakibat buruk bagi kehidupannya di dunia dan di akhirat, Seperti diungkapkan dalam hadist berikut;

“Aku tinggalkan di tengah-tengah kalian dua hal, kalian tidak akan tersesat setelah (kalian bepergang teguh pada) keduanya, Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. At-Thabrani)

Setelah manusia berpegang dan berpedoman pada Al-Quran maka akan diketahui tujuan dari manusia diciptakan;

Pertama; manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di bumi, Allah berfirman sebagai berikut;

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS. Al-Baqarah:30).

Dalam sebuah hadist yang diriwayakan Imam Bukhari disebutkan;

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya.
Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya." (HR. Bukhari)

Kedua; Tujuaan hidup manusia untuk beribah, kepada Allah, seperti difirmankan dalam ayat berikut;

“Dan tidak Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku” (QS. Adz zariyat: 56).

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah: 5)

"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya."(QS. Al-Bayyinah: 8)

Kejar akhirat jangan lupakan dunia

Kita harus menyadari bahwa tujuan hidup seorang mulim adalah surga, bukan dunia, karena kita di dunia hanya sebentar saja, sedangkan di akhirat tiada akhir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)

Ketika manusia beribadah dan mentaati Allah, serta menjalankan syariat Islam tidak lain untuk masuk surga bukan dunia. Dalam sebuah hadist disebutkan;

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi)

Ketika manusia mengejar akhirat, namun jangan pula bagian di dunia ini dilupakan. Jadikan harta, segala sesuatu yang kita miliki untuk bekal menuju akhirat. Allah berfirman sebagai berikut;


"Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah; 201)


"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qasas: 77). Wallahu a'lam.


Post a Comment for "Dalil Tujuan Penciptaan Manusia, 3 Hal yang Harus Diperhatikan"